Posted by : Me
Selasa, 26 Maret 2013
Oke, kali ini saya akan membahas sedikit mengenai penggunaan bahasa Indonesia yang penulisan katanya tidak sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan dalam KBBI. Tidak perlu banyak basa-basi lagi, berikut beberapa kekeliruan penulisan kata yang salah yang secara tidak sadar banyak orang yang melakukannya.
1. Silakan, bukan Silahkan.
Mungkin Anda secara tidak sadar atau mungkin tidak tahu menahu bahwa penulisan kata silahkan merupakan kesalahan. Entah mengapa banyak orang yang menuliskan kata "silakan" menjadi silahkan. Dalam KBBI edisi ke-3 dan edisi ke-4 (2008), dituliskan bahwa kata dasar dari "silakan" adalah "sila" yang ditambahkan dengan imbuhan "-kan".
Secara jelas dituliskan definisi kata "silakan" adalah sudilah kiranya (kata perintah yang halus).
2. Sekadar, bukan Sekedar
Orang-orang secara tidak sadar sering menuliskan kata yang seharusnya dituliskan "sekadar" malah dituliskan dengan sekedar. Mungkin hal ini terjadi karena salah dengar (misheard). Kalau kita mengucapkan kata "sekadar", maka akan terdengar seperti sekedar. Kata sekadar berasal dari kata dasar "kadar" yang ditambahkan imbuhan "se-".
Secara jelas definisi dari kata "sekadar" adalah adv 1 sesuai atau seimbang dengan; menurut keadaan (kemungkinan, keperluan, dsb); sepadan (dengan); 2 hanya untuk; 3 seperlunya; seadanya.
3. Penulisan kata depan (preposisi) yang menandai tempat
Inilah yang paling sering disalahtafsirkan orang-orang, penggunaan kata depan (preposisi) yang menandai tempat. Contohnya kata di, ke, dan dari. Penulisan preposisi ini harus ditulis terpisah, contoh: di dalam, ke atas, dari sana. Kesalahan yang paling umum adalah penulisan bentuk "dimana", yang seharusnya ditulis "di mana". Namun, ada pengecualian pada kata "kepada", "keluar" (bedakan dengan kata ke luar! keluar merupakan lawan kata masuk, dan satu kata. Artinya ke- pada kata kepada memang sudah satu kesatuan. Ke luar, itu menunjukkan ke arah luar.), "kemari", "daripada".
Contoh:
Dimana kamu membeli baju batik itu? (SALAH), yang benar adalah
Di mana kamu membeli baju batik itu?
Jam setengah 7 pagi, saya berangkat kesekolah. (SALAH), yang benar adalah
Jam setengah 7 pagi, saya berangkat ke sekolah.
4. Peleburan huruf "p" pada imbuhan "me(N)-"
Pada poin kali ini, banyak kesalahan penulisan dan pengucapan yang terjadi saat kata dasar yang berawalan dengan huruf "p" yang seharusnya lebur menjadi "m" apabila bertemu dengan imbuhan me(N)-.
Contoh kesalahan yang umumnya terjadi adalah pada kata mempercayai. Seharusnya penulisan yang benar adalah "memercayai". Mengapa demikian? Karena kata dasar dari memercayai adalah percaya yang huruf awalnya adalah "p", maka jika ditambahkan imbuhan me(N)- akan menjadi seperti ini:
me(N)-percaya-i menjadi memercayai, huruf "p" lebur menjadi huruf "m".
Pengecualian jika terdapat pada aturan penulisan ini, yaitu apabila huruf kedua dari suatu kata merupakan konsonan. Contoh:
Prakarsa menjadi memprakarsai, bukan memrakarsai.
Praktik menjadi mempraktikkan bukan memraktikkan.
Sebelumnya, untuk menghindari kesalahpahaman, bedakan dengan kata yang berimbuhan mem+per+KATA+an/mem+per+KATA+i. Kata "per" tidak boleh dileburkan menjadi "mer", karena bukan merupakan kata dasar, kecuali perkosa yang merupakan satu kata (per pada kata perkosa, bukanlah imbuhan! Jika diubah dengan imbuhan me(N)- maka akan menjadi memerkosa).
Oke, ini dulu yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf. Sekian.
3. Penulisan kata depan (preposisi) yang menandai tempat
Inilah yang paling sering disalahtafsirkan orang-orang, penggunaan kata depan (preposisi) yang menandai tempat. Contohnya kata di, ke, dan dari. Penulisan preposisi ini harus ditulis terpisah, contoh: di dalam, ke atas, dari sana. Kesalahan yang paling umum adalah penulisan bentuk "dimana", yang seharusnya ditulis "di mana". Namun, ada pengecualian pada kata "kepada", "keluar" (bedakan dengan kata ke luar! keluar merupakan lawan kata masuk, dan satu kata. Artinya ke- pada kata kepada memang sudah satu kesatuan. Ke luar, itu menunjukkan ke arah luar.), "kemari", "daripada".
Contoh:
Dimana kamu membeli baju batik itu? (SALAH), yang benar adalah
Di mana kamu membeli baju batik itu?
Jam setengah 7 pagi, saya berangkat kesekolah. (SALAH), yang benar adalah
Jam setengah 7 pagi, saya berangkat ke sekolah.
4. Peleburan huruf "p" pada imbuhan "me(N)-"
Pada poin kali ini, banyak kesalahan penulisan dan pengucapan yang terjadi saat kata dasar yang berawalan dengan huruf "p" yang seharusnya lebur menjadi "m" apabila bertemu dengan imbuhan me(N)-.
Contoh kesalahan yang umumnya terjadi adalah pada kata mempercayai. Seharusnya penulisan yang benar adalah "memercayai". Mengapa demikian? Karena kata dasar dari memercayai adalah percaya yang huruf awalnya adalah "p", maka jika ditambahkan imbuhan me(N)- akan menjadi seperti ini:
me(N)-percaya-i menjadi memercayai, huruf "p" lebur menjadi huruf "m".
Pengecualian jika terdapat pada aturan penulisan ini, yaitu apabila huruf kedua dari suatu kata merupakan konsonan. Contoh:
Prakarsa menjadi memprakarsai, bukan memrakarsai.
Praktik menjadi mempraktikkan bukan memraktikkan.
Sebelumnya, untuk menghindari kesalahpahaman, bedakan dengan kata yang berimbuhan mem+per+KATA+an/mem+per+KATA+i. Kata "per" tidak boleh dileburkan menjadi "mer", karena bukan merupakan kata dasar, kecuali perkosa yang merupakan satu kata (per pada kata perkosa, bukanlah imbuhan! Jika diubah dengan imbuhan me(N)- maka akan menjadi memerkosa).
Oke, ini dulu yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf. Sekian.
Related Posts :
- Back to Home »
- Bahasa Indonesia »
- Kesalahan Penulisan Kata Bahasa Indonesia [bagian 1]
